BICARABERITA – Terjadi bentrokan tenaga kerja asing (TKA) dengan tenaga kerja Indonesia di PT Gunbuster Nickel Industri (PT GNI) di Morowali Utara mendapatkan perhatian yang cukup serius dari berbagai pihak.
Kejadian yang menewaskan dua orang tersebut menuai komentar beragam dari banyak orang bahkan publik figur tanah air. Dalam hal ini, perusahaan milik China di Morowali Utara itu dimintai pertanggungjawaban dan penjelasan tentang sumber permasalahan yang terjadi.
Berdasarkan keterangan yang diterima media dari siaran pers Serikat Pekerja Nasional (SPN), bentrokan terjadi akibat adanya protes dan mogok kerja yang dilakukan oleh pekerja di PT GNI Morowali Utara.
Menanggapi hal demikian, seorang mantan sekretaris menteri BUMN yaitu Said Didu menyampaikan bahwa perusahaan asing tersebut sangat arogan. Pernyataan itu disampaikan saat diskusi ILC (Indonesia Lawyers Club) yang di pandu oleh Karni Ilyas.
Menurut pria lulusan ITB tersebut, pemerintah terlalu memberikan keistimewaan terhadap perusahaan asing di Indonesia, termasuk PT GNI di Morowali Utara.
“Jadi saya katakan perusahaan ini memang terlalu banyak karpet merah yang diberikan kepadanya, sehingga menjadi arogan,” ujar Said Didu ketika menyampaikan pandangnya di acara ILC.
Baca Juga: Karina aespa ungkap kisah horor usai prerecording, Karina: Kita keluar, Winter menangis
Said Didu juga menegaskan bahwa, wajar saja jika terjadi kemarahan dari warga negara Indonesia terhadap keistimewaan yang diberikan kepada perusahaan asing tersebut.
Keistimewaan atau karpet merah yang di istilahkan Said Didu adalah upaya dari pemerintah agar perusahaan asing terus berinvestasi di Indonesia. Menurutnya, hal itu bisa dilakukan tetapi tidak boleh berlebihan.
Artikel Terkait
Diduga terlibat video mesum, anggota DPRD Penajam Paser, Kaltim malah laporkan sosok ini ke polisi
Nasdem inginkan Khofifah yang menjadi pendamping Anies di pilpres, bagaimana nasib AHY?
Air laut berwarna hijau di Kepulauan Selayar semakin parah, Pemkab Selayar larang warganya lakukan hal ini
Fahri Hamzah dan Demokrat saling serang di media sosial, ini penyebabnya
Pemilu 2024 didominasi oleh pemilih muda, KPU meminta agar sekolah negeri dan pesantren diliburkan
Cegah terjadinya politik identitas dan hasutan kebencian menjelang pemilu, Bawaslu rangkul para pemuka agama
Khawatir dengan kondisi kliennya, pengacara Lukas Enembe berikan ancaman terhadap KPK