Tak Hanya Obat, Dukungan Mental dan Materiel Juga Dibutuhkan Pasien TBC: Membantu Banget!

BICARABERITA – TBC atau tuberkulosis, yang pada 24 Maret ini diperingati sebagai Hari TBC Sedunia, merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang organ paru-paru, usus, tulang, bahkan otak.

Meski sudah menjadi penyakit yang cukup umum dikenal masyarakat, tetap saja tak banyak yang tahu cara yang tepat dalam menangani TBC.

Tentu saja, apabila ada yang mengalami gejala seperti TBC, seseorang harus segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk menerima perawatan. Lalu, apakah hanya itu?

Jawabannya, tidak.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Ketentuan Mandi Junub Agar Hukum Puasa Dinilai Sah Secara Agama Islam

Banyak yang tidak tahu bahwa TBC merupakan penyakit yang memiliki waktu pengobatan cukup lama, yakni 6-24 bulan hingga bisa dibilang sembuh dan bebas bakteri TB.

Mungkin, orang akan berpikir bahwa waktu lama itu bukanlah apa-apa karena sudah ada obat yang telah terbukti bisa menyembuhkan banyak penderita TBC.

Tapi, pernahkah orang berpikir bahwa bukan hal mudah mengonsumsi sekian jenis obat dalam waktu sekian bulan dan dengan efek samping yang luar biasa menyakitkan.

“Untuk pertama pengobatan itu mas lemes, terus mual, terus ada gatal-gatal di pergelangan tangan...” ungkap Sofariyah yang suaminya menderita penyakit TBC jenis TB MDR.

“Pengaruhnya obat, ya... itu, kadang lemes badan, tulang-tulang terasa nyeri, terus… apa, ya? Pusing, ya, iya. Pokoknya gak bisa ngapa-ngapain lah. Pekerjaan agak berat gak bisa,” ujar Heru Winarko, seorang pasien TB MDR, ketika ditanya keadaannya saat memulai pengobatan.

Baca Juga: Jangan Terlewat! Anjuran Membaca Surat Al Kahfi Setiap Jumat, Simak Ini Penjelasan dan Keutamaannya

Seperti yang dijelaskan dalam artikel berjudul ‘Efek Samping Obat TBC Jenis TB MDR yang Perlu Diketahui, Salah Satunya Kulit Menjadi Gelap!’, efek samping obat TBC sangat bermacam-macam.

Harus mengonsumsi obat dan merasakan efek samping yang seperti tiada akhir, pasien TBC pada akhirnya banyak yang ingin menyerah karena merasa tidak kuat dengan semua tekanan dan rasa sakitnya.

Lalu pada akhirnya, nyawa pasien TBC pun sulit ditolong. Apakah ada yang menyerah minum obat dan akhirnya meninggal? Banyak.