BICARABERITA - Dua negara maju di Asia kini dikabarkan sedang mengalami resesi seks yang menyebabkan tingkat populasi kelahiran pada dua negara tersebut sangat sedikit jumlahnya.
Resesi seks adalah sebuah rasa enggan seorang atau sepasang suami istri di negara tersebut untuk mempunyai anak atau bahkan memilih untuk memiliki sedikit anak.
Dalam kasus resesi seks yang terjadi di Jepang ini disebabkan karena 2 faktor, yaitu faktor biaya dan faktor dar peran gender konservatif.
Baca Juga: Ciri-ciri bipolar disorder yang sering disalahpahami, begini kata Marshanda
Menurut warga Jepang memiliki anak membutuhkan biaya yang banyak, dari mulai biaya persalinan hingga biaya pendidikan.
Peran gender konservatif juga menjadi penyebab Jepang mengalami resesi seks, dimana seorang perempuan dipaksa untuk berhenti bekerja saat hamil dan memikul tugas rumah tangga dan pengasuhan anak.
Karena 2 faktor tersebut angka kelahiran Jepang menjadi sangat rendah, yaitu sekitar 800 ribu yang tercatat saat 2021.
Sedangkan untuk negara tetangga Jepang yaitu Korea Selatan jumlah angka pernikahan di negara tersebut hanya mencapai angka 193.000 pada tahun 2021.
Artikel Terkait
5 Tanda gejala stroke pada wanita yang sering diabaikan, salah satunya cegukan
Ridwan Kamil pakai wig putih sedangkan Ganjar Pranowo malah berambut hitam, Netizen: Pak, inget kata Jokowi...
Relokasi rumah rusak korban gempa Cianjur pemerintah siapkan 16,5 hektar, Bupati Cianjur: Lokasinya...
Hari Armada RI 2022! Fakta menarik di balik sejarah 5 Desember sebagai kekuatan tempur Angkatan Laut
Bolehkah Muslim ikut merayakan Hari Natal? Begini tanggapan dari hukum Islam
HDI 2022! Mengenal Hari Disabilitas Internasional: Sejarah dan 10 link twibbon untuk kamu
BWF umumkan Nominasi BWF Player of the Year Awards 2022, Fajar/Rian jadi wakil Indonesia
HUT Infanteri 2022 yang ke-77: Kenali sejarahnya hingga diganti jadi Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat
Viral! Oknum yang membuat perdebatan mengenai tenda korban di Cianjur, netizen: Bukannya minta maaf...
Ciri-ciri bipolar disorder yang sering disalahpahami, begini kata Marshanda